Skip to main content

Tahun Jawa/Kalender Jawa

Di Indonesia selain tahun Masehi yang digunakan secara resmi, secara tidak resmi masyarakat juga mengenal tahun Hijriyah/tahun islam,  tahun Imlek/tahun Tionghoa dan tahun jawa.


TAHUN MASEHI ATAU TAHUN SYAMSIYAH


Tahun Masehi  yang di singkat M adalah tahun yang perhitungannya menggunakan peredaran matahari, dan permulaannya di hitung berdasarkan tahun tradisional yang di hitung sejak kelahiran yesus (menurut umat kristen), Nabi Isa Al Masih (menurut umat islam), sedangkan tahun sebelum tahun tersebut di sebut sebagai tahun sebelum masehi yang di singkat SM.

kata Masehi berasal dari bahasa Arab (المسيح),yang artinya  "yang membasuh," "mengusap" atau "membelai."
Kata ini dalam terjemahan Alkitab bahasa Arab dipakai untuk istilah bahasa Ibrani "Mesiah" atau "Mesias" yang artinya "Yang diurapi".
Dalam bahasa Latin penanggalan ini disebut "Anno Domini" (disingkat AD yang berarti "Tahun Tuhan") yang dipakai luas di dunia.

TAHUN QOMARIAH ATAU TAHUN HIJRIYAH


Tahun Qomariyah atau tahun Hijriyah  adalah tahun yang perhitungannya menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan peredaran Matahari.

Tahun Qomariyah atau tahun Hijriyah yang dalam bahasa Arabnya : التقويم الهجري; at-taqwim al-hijri, adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M.

Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari

Tahun Jawa


Tahun Jawa atau Penanggalan Jawa (cara mengetahui tahun jawa ) adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Agung dari Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya dan yang mendapat pengaruhnya.

Tahun Jawa/Kalender Jawa
tabel permulaan tahun jawa


Pada tahun 1625 Masehi (1547 Saka), Sultan Agung dari Mataram berusaha keras menanamkan agama Islam di Jawa. Salah satu upayanya adalah mengeluarkan dekrit yang mengganti penanggalan Saka yang berbasis perputaran matahari dengan sistem kalender qamariyah atau lunar (berbasis perputaran bulan).

Uniknya, angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan, tidak menggunakan perhitungan dari tahun Hijriyah (saat itu 1035 H). Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan, sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.

Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah Kesultanan Mataram: seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (=Balambangan). Ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini.

Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.
Sistem kalender Jawa memakai dua siklus hari: siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu).

berikut adalah nama dari ke tujuh hari tersebut:
  1. Radite • Minggu, melambangkan meneng (diam)
  2. Soma • Senen, melambangkan maju
  3. Hanggara • Selasa, melambangkan mundur
  4. Budha • Rabu, melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri)
  5. Respati • Kamis, melambangkan manengen (bergerak ke kanan)
  6. Sukra • Jumat, melambangkan munggah (naik ke atas)
  7. Tumpak • Sabtu, melambangkan temurun (bergerak turun)
  siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran.
  1. Kliwon • Asih, melambangkan jumeneng (berdiri)
  2. Legi • Manis, melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
  3. Pahing • Pahit, melambangkan madep (menghadap)
  4. Pon • Petak, melambangkan sare (tidur)
  5. Wage • Cemeng, melambangkan lenggah (duduk)
Kemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, memiliki sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi.
  1. Tanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan menjadi lebih besar dan lebih terang.
  2. Tanggal 14 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan penuh melambangkan dewasa yang telah bersuami istri.
  3. Tanggal 15 bulan Jawa dinamakan purnama, bulan masih penuh tapi sudah ada tanda ukuran dan cahayanya sedikit berkurang.
  4. Tanggal 20 bulan Jawa dinamakan panglong, orang sudah mulai kehilangan daya ingatannya.
  5. Tanggal 25 bulan Jawa dinamakan sumurup, orang sudah mulai diurus hidupnya oleh orang lain kembali seperti bayi layaknya.
  6. Tanggal 26 bulan Jawa dinamakan manjing, di mana hidup manusia kembali ketempat asalnya menjadi rijal lagi.
  7. Sisa hari sebanyak empat atau lima hari melambangkan saat di mana rijal akan mulai dilahirkan kembali kekehidupan dunia yang baru.

Daftar Bulan Jawa


NoNama Bulan JawaJuml.Hari
1 Warana • Sura, artinya rijal 30
2 Wadana • Sapar, artinya wiwit 29
3 Wijangga • Mulud, artinya kanda 30
4 Wiyana • Bakda Mulud, artinya ambuka 29
5 Widada •Jumadi Awal, artinya wiwara 30
6 Widarpa • Jumadi Akhir, artinya rahsa 29
7 Wilapa • Rejep, artiya purwa 30
8 Wahana •Ruwah (Arwah, Saban) artinya dumadi 29
9 Wanana • Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan), artinya madya 30
10 Wurana • Sawal, artinya wujud 29
11 Wujana • Sela (Dulkangidah, Apit), artinya wusana 30
12 Wujala • Besar (Dulkahijjah), artinya kosong 29/(30)
Total 354/(355)


Tahun Jawa

Oleh orang Jawa setiap tahun di beri nama, nama tahun tersebut berjumlah delapan dan di gabung menjadi satu yang di sebut windu.
Windu sendiri bergulir empat putaran (32 tahun Jawa): Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya.

Di bawah disajikan nama-nama tahun dalam satu windu:

Daftar Tahun Jawa

Nama Tahun Jumlah Hari Permulaan 1 Muharram
Alif354 Selasa Pon
Ha' 355 Sabtu Pahing
Jim awal 354 Kamis Pahing
Je/Za 354 Senin Legi
Dal 355 Jum'at Kliwon
Ba' 354 Rabu Kliwon
Wawu 354Ahad Wage
Jim Akhir355Kamis Pon


NAMA-NAMA WINDU TAHUN JAWA

JAWA Nama windu dalam kalender jawa ada empat yaitu :
  1. Adi
  2. Kuntara
  3. Sangara
  4. Sancaya
Untuk menngetahui windu tahun ini lihat daftar berikut :

Daftar Windu Jawa

Nama Windu Awal tahun Terjadi Pada Tahun
Adi Alif 1867-1899-1931-1963-1995-2027
Kuntara Alif 1875-1907-1939-1971-2003-2035
Sangara Alif 1883-1915-1947-1979-2011-2043
Sancaya Alif 1891-1923-1955-1987-2019-2051
nb: mohon maaf bila terjadi kesalahan perhitungan


Sekarang tahun 2016, berada pada deretan Windu Sangara yang dimulai pada tahun 2011, menuju ke Windu Sancaya yang akan terjadi pada tahun 2019. Dari tahun 2016 hingga 2019 masih ada selisih 3 tahun lagi untuk masuk ke Windu Sancaya.

Semoga artikel ini tahun jawa ada manfaat, dan terima kasih telah berkunjung ke blog saya.


Popular posts from this blog

Primbon Maling Dan Hitungannya

Primbon Maling Dan Hitungannya adalah hitungan keberuntungan mengambil barang orang lain, agar sang maling sukses dan selamat. Mungkin ini kata yang tepat untuk primbon maling, karena setelah saya pelajari hitungannya, maling itu lebih teliti dan mempersiapkan diri sematang mungkin agar berhasil mengambil dan tentunya agar selamat. Primbon Maling Dan Hitungannya Primbon Maling: Perencanaan Maling Primbon Maling Dan Hitungannya . Sebelum melakukan aksinya, maling yang berilmu tidak serta merta ada kesempatan, langsung disikat, banyak yang mereka perhitungkan, diantaranya mereka melihat dino hari, tempat, agar mengetahui arah masuk dan larinya, jamnya dan waktu yang tersedia, tidak seperti maling masa kini yang terkesan acak dan tanpa perencanaan. itu kata-kata yang masih saya ingat dari percakapan dengan mantan maling kelas kakap yang sudah insyaf setelah memiliki seorang anak perempuan, alasannya karena takut perbuatannya menurun pada anaknya. Berikut beberapa persi...

Primbon Jam Maling Dan Kegunaannya

Primbon Jam Maling adalah cara menentukan jam yang menguntungkan bagi pelaku, baik untuk tujuan positif atau untuk tujuan negatif.   Sebenarnya Primbon Jam Maling adalah hitungan mencari jam baik untuk melakukan sesuatu, cuman karena banyak dimanfaatkan oleh maling,w hitungan jam baik lebih populer dengan sebutan Jam Maling Ada dua (2) versi hitungan Jam Maling yang sering digunakan dalam masyarakat. Versi Yang Pertama Versi yang pertama menggunakan tanggal dan jam. Versi Yang Kedua Versi yang kedua menggunakan pembagi 4. Pada versi yang kedua dilengkapi arah masuknya. Dari kedua versi tersebut yang akan dibahas kali ini adalah versi yang pertama, sedangkan versi yang kedua akan dibahas di lain artikel. primbon jam maling Primbon Jam Maling Dan Kegunaannya Selain digunakan untuk tujuan negatif, Primbon Jam Maling juga dapat digunakan untuk tujuan dan maksud yang positif, tergantung dari pengguna atau pemakainya. Berikut beberapa penggunaan Jam Maling...

Arti Haid Berdasarkan Waktu, Tanggal, Bulan, Hari Dan Pasaran

Dalam kehidupan masyarakat Jawa yang masih memegang teguh adat dan kepercayaan tradisional, dipercaya bahwa haid atau keluarnya darah kotor ternyata dimaknai sebagai pertanda atau firasat akan terjadi sesuatu dan atau mengalami sesuatu kejadian pada diri orang yang sedang haid. Datangnya menstruasi atau haid setiap wanita tidak ada yang sama setiap bulannya, setiap wanita tentu mempunyai waktu haid yang tidak tetap dan teratur, hal ini disebabkan oleh karena kondisi badan dan psikis yang berbeda-beda pada setiap wanita. Arti haid berdasarkan waktu, tanggal, bulan, hari dan pasaran Oleh sebab itu, waktu-waktu haid bagi seorang wanita sering kali mempengaruhi dirinya, serta dikaitkan dengan firasat yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Dalam Primbon Jawa, yaitu ilmu yang mempelajari tentang ramalan yang akan atau sedang terjadi bagi wanita yang sedang haid menurut Sapta Wara disebut Primbon Haid, adapun perincinanya menurut waktu/jam, hari, pasaran, tanggal sampai ...